Hadis 1 :
“ Ketika mereka melupakan apa-apa yang kami
peringatkan kepada merka, justru kami bukakan pintu segala kesempatan buat
mereka. Maka kemudian ketika meraka merasa sengan, merasa gembira, dengan
keberhasilan, dengan kesuksesan mereka, tiba-tiba kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, jadilah mereka terdiam berputus asa.” ( Surat Al An’am ayat
44)
Maknanya : Iaitu apabila ancaman yang diberikan
kepada kita, kita buat tak tahu sahaja. Mereka lupakan sahaja. Mereka anggap
ianya tidak penting. Mereka tidak memikirkan langsung tentang apa yang mereka
diingatkan itu. Bila beri bala, kita buat tak tahu sahaja, Allah berikan
langkah seterusnya – Allah berikan kemewahan demi kemewahan. Berterusan
diberikan kebaikan itu. Lihatlah negara kita sekarang, senang sahaja negara
kita. Ekonomi tengah bagus. Tidak ada perang susah-susah macam negara lain.
Allah beri banyak peluang untuk kehidupan yang baik. Iaitu hidup dalam gembira
sambil menikmati kemewahan hidup. Perkataan فَرِحُوا bermaksud mereka
gembira, juga bermakna mereka berlagak dengan kebaikan dan kemewahan yang
mereka dapat itu. Terus hancur berkecai negara kita kalau Allah turunkan bala
yang sebegini. Waktu itu, tidak nampak harapan nak keluar dari bala itu macam
mana lagi. Mereka putus asa kerana mereka tak sangka langsung yang mereka akan
kena bala macam itu.
Hadis 2 :
Katakan : Allah itu hanya satu. Allahlah tempat
bergantung. Tiak berketurunan dan tidak dilahirkan. Tidak ada satupun yang menyerupai
Dia.,” (Surat Al Ikhlas Ayat 1 – 4)
Keutamaan Surat al-Ikhlas :
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari
Aisyah bahwa ada seorang laki-laki yang dikirim dalam sebuah sariyah (ekspedisi
perang). Dia membaca al-Quran dalam shalat dengan teman-temannya, lalu dia
menutupnya dengan surat ini. Setelah kembali, mereka menyampaikannya kepada
Rasulullah saw. Beliau bersabda, “Tanyakanlah kepadanya, mengapa dia
mengerjakan itu.” Mereka pun bertanya kepada orang itu, lalu dia menjawab,
“Karena itu sifat Ar-Rahmân dan aku senang membacanya.” Kemudian
beliau bersabda, “Kabarkanlah kepadanya bahwa Allah SWT mencintainya.”
Dari Imam Ahmad dan at-Tirmidzi,
dari Anas ra., pernah ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah saw.
dan berkata, “Sesungguhnya saya mencintai surat ini (Qul huwal-Lâh Ahad
dst).” Rasulullah saw. bersabda, “Kecintaanmu terhadapnya memasukkanmu
ke dalam surga (lafal hadis dari Imam Ahmad).”
Imam al-Bukhari dan Abu Dawud
meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya (surat al-Ikhlas) itu
setara dengan sepertiga al-Quran.”
Sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2009/11/10/meneguhkan-tauhid-tafsir-qs-al-ikhlas-112-1-4/
Sumber : Membaca Buku Di Perpustakaan SMK Industri Al Kaaffah
Sumber : Membaca Buku Di Perpustakaan SMK Industri Al Kaaffah